1.
PERAN
AKUNTAN PADA PERUSAHAAN
Seorang akuntan dalam fungsi
manajemen pada sebuah perusahaan tidak hanya terbatas personil yang bekerja di
Unit Kerja Akuntansi atau sering disebut sebagai Biro Akuntansi, namun juga
ditempatkan secara formal di unit kerja lain yang masih relevan atau bahkan
ditempatkan di unit kerja yang kurang relevan tetapi sangat membutuhkan
dukungan ilmu akuntansi. Berikut beberapa fungsi seorang akuntan manajemen pada
perusahaan :
- Fungsi Internal Audit
Untuk membantu manajemen khususnya Direktur Utama dalam
mengawasi dan mengendalikan jalannya perusahaan, diperlukan peran akuntan
manajemen sebagai internal auditor (disebut Satuan Pengawasan Intern). Akuntan
manajemen sebagai internal auditor melakukan pengawasan keuangan Perusahaan
secara menyeluruh. Akuntan Manajemen melakukan pengawasan operasional berupa
compliance test terhadap peraturan dan sistem prosedur yang berlaku dalam semua
kegiatan operasional perusahaan.
- Fungsi Accounting
Akuntan
manajemen yang bekerja di unit kerja akuntansi tentu saja menemukan peran
utamanya dalam mengimplementasikan ilmu akuntansi yang diperolehnya selama
kuliah. Akuntan manajemen dapat berperan sebagai pengolah data transaksi dan
kejadian untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan standar
sebagaimana yang dipersyaratkan dan diberi rambu oleh PSAK. Akuntan manajemen
juga dapat berperan sebagai pengolah data transaksi dan kejadian untuk
menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan stakeholder, terutama pihak
Manajemen, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. Terdapat satu fungsi lagi di
Biro Akuntansi yaitu Verifikator Biro Akuntansi yang berfungsi untuk
memverifikasi kebenaran formal dan kelengkapan setiap transaksi dana masuk atau
keluar dan sekaligus melakukan entry masuk setiap transaksi keuangan untuk
selanjutnya diolah oleh fungsi akuntansi yang lain menjadi laporan keuangan
utama ataupun laporan manajemen.
- Fungsi Budgeting
Perusahaan menganggap budgeting sebagai alat manajemen yang
penting dalam merencanakan dan mengendalikan perusahaan. Untuk bisa efektif
merencanakan operasi perusahaan maka budgeting harus disusun sedemikian rupa
persis sebagaimana akuntansi bekerja. Dengan demikian dapat memudahkan pula
dalam mengendalikan sebelum dan sesudah transaksi dilakukan karena secara
singkat dan mudah dapat diperbandingkan dalam analisa variance.
- Fungsi Financing dan Tax
Pengelolaan
pendanaan dan pengaturan pemakaian dana akan lebih efektif dan efisien apabila
dilakukan oleh personil yang mengerti dan memahami fungsi akuntansi. Kegiatan
financing sangat erat kaitannya dengan fungsi akuntansi. Pengelolaan pembiayaan
operasional ataupun proyek sangat bergantung kepada informasi akuntansi.
Demikian pula pengaturan pemakaian dana dan pembayaran sangat bergantung kepada
proses verifikasi kebenaran formal dan kelengkapan data yang dilakukan oleh
Verifikator Biro Akuntansi. Pengelolaan pajak yang sangat erat kaitannya dengan
setiap transaksi yang dikelola fungsi akuntansi dikelola oleh Biro Keuangan.
Sebagian besar data transaksi berasal dari fungsi akuntansi, demikian pula
sebagian besar informasi laporan keuangan yang dibutuhkan untuk perhitungan
pajak berasal dari Biro Akuntansi.
- Fungsi Information Technology
Ada
yang berasumsi bahwa pada era teknologi informasi peran akuntan manajemen akan
tergantikan oleh mesin atau oleh software aplikasi akuntansi. Ternyata hal ini
tidaklah benar. Akuntan manajemen sangat berperan sebagai business analyst, set
up sistem aplikasi dan impelementator sistem yang sudah disetup tersebut.
Akuntan manajemen pula yang men-set up accounting trace, audit trail dan sistem
pengendalian intern di dalam sistem aplikasi. Bahkan untuk memelihara dan
mengembangkan sistem aplikasi personil Teknologi Informasi perlu berkonsultasi
dengan akuntan manajemen sehingga sistem dapat terpeliharaa sesuai dengan
sistem informasi akuntansi yang sudah terlebih dahulu di-setup dan sistem yang
dikembangkan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi yang ada.
- Fungsi Marketing
Pricing
policy dapat ditentukan dengan berbagai metode. Produk PT Pupuk Kujang tidak
semua dijual dipasar bebas sehingga tidak semua harga jual tidak didasarkan
pada harga pasar. Oleh karena itu pricing policy yang digunakan adalah cost +
fee, Harga Eceran Tertinggi (HET) dikurangi biaya lini IV tetapi tetap
memperhatikan margin yang diperoleh, dan harga pasar yang disesuakan dengan
kondisi penjualan. Oleh karenanya peran akuntan manajemen sangat menentukan
dalam kebijakan penentuan harga dan dalam mengevaluasi margin penjualan produk
untuk setiap produk dan setiap sektor penjualan.
2.
PERSAMAAN
AKUNTANSI
Persamaan akuntansi adalah
persamaan untuk menggambarkan hubungan antara elemen-elemen dalam laporan
keuangan. Elemen-elemen laporan keuangan yang utama ada 5, yaitu aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Ketiga elemen laporan keuangan yang
pertama (aset, kewajiban ekuitas) berada di laporan laporan posisi keuangan
(dulu dikenal dengan nama "neraca"). Kedua elemen berikutnya
(pendapatan dan beban) berada di laporan laba rugi (dulu dikenal dengan nama
"laporan rugi laba").
Pengakuan
transaksi lebih mudah dilakukan apabila pengguna memahami persamaan
akuntansi.Persamaan akuntansi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu persamaan
akuntansi dasar dan persamaan akuntansi ekstensi. Persamaan akuntansi dasar
sangat sederhana, yaitu "Aset = Liabilitas + Ekuitas". Sementara itu,
persamaan akuntansi ekstensi ada 2, yaitu persamaan akuntansi perspektif
sejarah dan perspektif IFRS. Persamaan akuntansi ekstensi perspektif sejarah
adalah "Aset + Beban = Liabilitas + Ekuitas + Penghasilan". Persamaan
akuntansi ekstensi perspektif IFRS adalah "Aset = Liabilitas + Ekuitas +
(Penghasilan - Beban)".
3.
UNSUR
KONTINUITAS PERUSAHAAN
Untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan, maka pimpinan harus menjaga unsur-unsur berikut :
- Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
b. Likuiditas intern, dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjamin proses produksinya.
Untuk melihat suatu badan usaha
likuid atau tidak, disusun suatu neraca likuiditas atau daftar likuiditas.
Kemudian dihitung rasio likuiditasnya, yaitu suatu perbandingan antara jumlah
aktiva lancar dengan jumlah utang jangka pendek yang dinyatakan dengan rumus :
Ratio Likuiditas = jumlah aktiva lancar / jumlah utang jangka
pendek x 100%
Suatu perusahaan dapat dikatakan
likuid (mampu membayar utangnya) jika ratio likuiditasnya minimal 200%.
2. Solvabilitas, ialah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Kewajiban tersebut baik berupa hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.
Ratio solvabilitas dihitung dengan
rumus :
Ratio Solvabilitas = nilai jual aktiva / jumlah
seluruh utang x 100%
Jika rationya lebih besar dari 100%
maka perusahaan dianggap solvabel, artinya dapat membayar semua utangnya jika
pada saat itu perusahaan dilikuidasi.
3. Rentabilitas, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit dengan sejumlah modal yang ada di dalam perusahaan. Rentabilitas dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Rentabilitas ekonomis, kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari keseluruhan modal yang digunakan.
Rentabilitas
ekonomis dihitung dengan rumus :
Rentabilitas
Ekonomis = laba bersih sebelum pajak /
jumlah modal perusahaan x 100%
b. Rentabilitas
modal sendiri, adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari
sejumlah modal sendiri yang digunakan.
Rentabilitas
modal sendiri dihitung dengan rumus :
Rentabilitas Modal Sendiri = laba bersih setelah pajak /
jumlah modal sendiri x 100%
4. Soliditas, adalah kepercayaan pihak luar terhadap
perusahaan, dapat berupa :
a. Soliditas moril, ialah kepercayaan pihak luar terhadap para
pemimpin perusahaan.
b. Soliditas komersil, ialah kepercayaan akan pemenuhan
janji-janji dalam kegiatan perusahaan.
c. Soliditas finansial, kepercayaan dalam bidang keuangan pada
perusahaan.
4.
RUANG
LINGKUP MANAJEMEN DARI SUATU BISNIS
Ruang Lingkup
Manajemen Keuangan terdiri dari:
1) Keputusan
Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana
perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan
hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun
eksternal perusahaan.
2) Keputusan
Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed
Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva
finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau
aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
3) Keputusan Pengelolaan
Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pembicaraan
tentang keputusan – keputusan dalam bidang keuangan, yaitu: Keputusan
Investasi, Keputusan pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden dengan tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham.
Pelaksanaan
Fungsi – fungsi manajemen keuangan yaitu: penggunaan dana dan memperoleh dana,
lewat keputusan – keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden
agar nilai perusahaan bisa meningkat.
Meliputi semua
aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana dengan cara
yang paling efisien.
Manajemen
Keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana
perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Berbagai macam
pengertian pembelanjaan
1. Pembelanjaan Aktif.
Adalah
bagaiman menggunakan dan mengalokasikan dana yang telah diperoleh tersebut
dengan cara yang paling efisien.
2. Pembelanjaan Pasif.
Adalah
usaha–usaha yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh dana. Pembelanjaan pasif
, dibagi menjadi:
a. kuantitatif (jumlah), penentuan besar atau jumlah modal yang akan dibutuhkan.
b. kualitatif (macam), penentuan jenis/macam modal yang akan digunakan.
3. Pembelajaan ditinjau dari sumber dana
1) Pembelanjaan dari luar (external financing)
a. Pembelanjaan sendiri (equity financing), dana yang berasal dari pemilik, peserta/pengambil bagian/pemegang saham.
b. Pembelanjaan Asing (debt financing), dana yang berasal dari kredit bank, asuransi.
2) Pembelanjaan dari dalam (internal financing)
a. Pembelanjaan
intern, penggunaan laba, penggunaan cadangan untuk digunakan sebagai modal
b. Pembelanjaan
intensif, penggunaan penyusutan aktiva tetap yang masih belum digunakan untuk
menganti aktiva yang lama.
SUMBER